Kamis, 09 Agustus 2012

SINGKONG

Singkong, yang juga dikenal sebagai ketela pohon atau ubi kayu, adalah pohon tahunan tropika dan subtropika dari keluarga Euphorbiaceae. Umbinya dikenal luas sebagai makanan pokok penghasil karbohidrat dan daunnya sebagai sayuran.
Memiliki nama latin manihot utilissima. Merupakan umbi atau akar pohon yang panjang dengan fisik rata-rata bergaris tengah 2-3 cm dan panjang 50-80 cm, tergantung dari jenis singkong yang ditanam. Daging umbinya berwarna putih atau kekuning-kuningan. Umbi singkong tidak tahan simpan meskipun ditempatkan di lemari pendingin. Gejala kerusakan ditandai dengan keluarnya warna biru gelap akibat terbentuknya asam sianida yang bersifat racun bagi manusia.
Umbi singkong merupakan sumber energi yang kaya karbohidrat namun sangat miskin protein. Sumber protein yang bagus justru terdapat pada daun singkong karena mengandung asam amino metionin.
Kandungan gizi singkong per 100 gram meliputi:
·                     Kalori 121 kal
·                     Air 62,50 gram
·                     Fosfor 40,00 gram
·                     Karbohidrat 34,00 gram
·                     Kalsium 33,00 miligram
·                     Vitamin C 30,00 miligram
·                     Protein 1,20 gram
·                     Besi 0,70 miligram
·                     Lemak 0,30 gram
·                     Vitamin B1 0,01 miligram
Adinuso merupakan salah satu desa dengan mata pencaharian dominan sebagai petani. Salah satu hasilnya adalah singkong. Produktivitas petani singkong rata-rata 17,1 ton/ha. Singkong dapat diolah menjadi berbagai macam olahan makanan. Singkong di desa ini termasuk singkong dengan kualitas bagus. Ukurannya yang besar antara 3-4 dalam satu kilogramnya.

tanaman cengkeh

TANAMAN CENGKEH

Desa Adinuso merupakan desa dengan penghasil cengkeh. Cengkeh panen setiap 5 tahun sekali. Kualitas cengkeh di daerah tersebut sangat bagus. Kadar air yang terkandung dalam cengkeh sedikit. Dilihat dari perbandingan antara cengkeh basah dan cengkeg keringnya. 3 kilogram cengkeh kering dapat menjadi cengkeh kering dengan berat 1 kilogram.
Cengkih atau cengkeh bukan tanaman baru di bumi Nusantara, sejak abd ke 16 sudah menjadi salah satu komoditas rempah-rempah yang dipersaingkan oleh bangsa bangsa Eropa dan Cina. Pada era jauh sebelumnya, juga sudah menjadi komoditas berarti di peradaban Mesir dan India. Portugis dan Spanyol dan kemudian Belanda, saling berebut mencari ‘bumi rempah-rempah’ yang ternyata ada di Nusantara : Maluku, Minahasa dan sebagian Jawa.
Tahun 2012 ini musim cengkeh kembali terulang, sudah hampir 3 tahun berturut-turut tanaman cengkeh berbuah , walau di tahun ini produksi cengkeh mengalami penurunan, di mungkinkan akibat seringnya berbuah.
”Pada musim cengkeh kali ini, walaupun jumlah produksi cengkeh menurun tetapi petani cengkeh masih bisa panen walaupun sedikit, jadi artinya tanaman cengkeh yang ada masih berbuah tetapi tidak lebat seperti tahun-tahun belakang, namun harga cengkeh yang ada cukup stabil, yaitu sekitar Rp 45000-50000 per kg, dan cukup membuat para petani cengkeh senang.
”Ada pun harga cengkeh yang cenderung naik ini membuat para petani yang memiliki cengkeh cukup banyak akan cenderung untuk menimbunnya, untuk di jual nanti kalau-kalau harga cengkeh kembali melambung seperti pada tahun 1998 lalu, hal ini mungkin di pengaruhi oleh produksi cengkeh tahun ini secara global mengalami penurunan, sehingga harga ada kemungkinan naik lagi.
”Di Desa Adinuso sendiri sebagian besar tanaman cengkeh yang ada tidak berbuah semuanya, hanya sebagian saja, dan hal ini menyerap tenaga kerja buruh yang sedikit, tapi walau pun begitu tanaman cengkeh yang ada masih di bilang bagus bila di bandingkan dengan daerah lain. dan untuk tahun 2009 ini tanaman cengkeh boleh di tanaman unggulan dari hasil pertanian, karena nilai jualnya yang ada masih tertinggi di bandingkan tanaman rempah lainnya, dan cukup puas bagi para petani cengkeh yang ada.

tanaman kopi


TANAMAN KOPI

Reban memang identik dengan kopi. Hampir seluruh masyarakatnya menyukai kopi. Bahkan bila kita berkunjung ke salah satu rumah rekan atau kerabat kita yang ada di kawasan tersebut, tawaran menu utama kopi tidak lepas dari jamuan ala kadarnya, bukan hanya teh atau air mineral. Ditemani dengan sebungkus rokok untuk menghidupkan suasana kekerabatan dan mengusir hawa kantuk dan dingin yang menyeruak menembus ke dalam kalbu.
Tidak terkecuali dengan kawasan desa Adinuso, Kecamaan Reban, Batang. Salah satu desa penghasil kopi di daerah Batang. Hampir di setiap rumah terdapat tanaman khas daerah tropis ini, bahkan tidak sedikit yang memiliki kebun sendiri untuk tanaman tersebut. Sebuah Potensi kawasan yang cocok untuk pertumbuhan tanaman yang biasa diseduh bahkan sampai ke luar benua.
Masyarakat berkebun kopi untuk penghasilan tahunan bahkan menjadi desa penghasil kopi terbanyak di tingkat kecamatannya dengan output pertahun. Jenis kopi yang dihasilkan pun bermacam-macam, mulai jenis lokal, arabica, robusta, sumatera atau kopi linton bahkan sejak pertengahan tahun 2009 sudah di perkenalkan kopi STEK yakni jenis kopi lokal yang di kawinkan dengan jenis lainnya sehingga mengalami masa pembuahan terus menerus.

tanaman teh


TANAMAN TEH

Ingin menikmati suasana kebun teh? Untuk Anda yang berada di Batang dan sekitarnya, tidak perlu jauh-jauh sampai ke puncak Bogor. Cukup Anda ke Reban saja. Tepatnya di Desa Adinuso. Kurang lebih menempuh perjalanan 25 km dari jalan pantura Batang ke arah selatan. Lebih tepatnya ke arah Desa Adinuso Anda akan menemui desa penghasil teh.
Desa Adinuso dibagi ke dalam 4 dusun, diantaranya dusun Adinuso, Sidoagung, Sidomulyo, Paseran.  Desa Adinuso memiliki atmosfir yang hijau dan asri.  Ketika tiba tiba, saya langsung merasa nyaman dan betah untuk tinggal di desa ini. Saya juga melihat kalau desa ini memiliki banyak potensi yang bisa dikembangkan.
Dibidang perkebunan, sangat berpotensi menghasilkan hasil teh yang baik, melihat letaknya yang berada di daerah pegunungan. Saya melihat Desa Adinuso sangat berpotensi menjadi desa kunjungan wisata,  Dilihat dari potensi alam yang ada, lingkungan yang asri dan pemandangan yang menyejukan.




Selasa, 07 Agustus 2012

DESA ADINUSO

Adinuso adalah desa di kecamatan Reban, Batang, Jawa Tengah, Indonesia. Kira-kira 40 km dari Kota Batang dan berada di antara desa-desa yang terkenal dengan pegunungan. Karena sisi selatan dari Adinuso adalah dataran Dieng meski masih cukup jauh.
Kondisi lingkungan masih banyak terdapat persawahan dan perkebunan. Dengan hawa yang cukup dingin pada malam hari membuat orang merasakan suasana pedesaan dengan nuansa pegunungan. Suhu kalau malam hari cukup terasa dingin meskipun tidak sedingin di Puncak - Bogor.
Karena lingkungan persawahan dan perkebunan maka kegiatan sebagai sumber mata pencaharian penduduk asli Desa Adinuso rata-rata bekerja sebagai petani. Terdapat seorang petani teladan pada tahun 1982 dan 1983 untuk tingkat propinsi Jawa Tengah, Bapak H.Poerjadi W. Troenowidjojo. Beliau ini mengembangkan usaha pertaniannya dengan pola diversifikasi pertanian dan perkebunan, yang menjadi acuan bagi petani lain yang berada di wilayah tersebut. Selain petani juga ada penduduk yang menjadi pedagang. Baik pedagang sumber atau hasil bumi atau berdagang yang bersifat home industri.
Pada saat ini banyak pula penduduk Adinuso dengan berbekal kepandaian di bangku formal sampai tingkat kuliah, banyak yang berani mengambil sikap "keluar" dari Adinuso dan berdagang, menjadi pegawai dan pengusaha. 
Dari tahun ke tahun Desa Adinuso banyak mengalami perkembangan yang cukup signifikan. Pembangunan sarana prasarana pun semakin meningkat. Tingkat kesadaran orangtua dalam memberikan pendidikan (menyekolahkan anak-anaknya) pada saat ini menunjukkan grafik yang terus naik. Hal ini terbukti dengan semakin banyaknya gelar sarjana yang disandang oleh putra-putri asli dari Desa Adinuso. Meskipun tidak dapat dipungkiri bahwa tingkat perekonomian masyarakat Desa Adinuso rata-rata pra sejahtera, namun semangat mereka tetap tinggi untuk menyekolahkan anak-anaknya. Karena tingkat pendidikan masyarakat Desa Adinuso yang cukup tinggi baik di pendidikan formal maupun non formal, maka banyak orang Adinuso yang telah meraih sukses